Merawat perkutut bakalan | Perkutut bersuara “emas” yang anggungannya mampu
melenakan pendengarnya boleh dikatakan menjadi harapan bagi hampir semua
pemelihara perkutut. Dengan suara emasnya itu, perkutut bisa dibawa untuk
berkompetisi di arena perlombaan yang bakal membawa berkah melimpah jika menang.
Banyak penghobi
yang mengawinkan induk perkutut unggul akhirnya kecewa karena keturunannya
tidak sebagus induknya. Bayi-bayi perkutut ini ternyata “melempem” suaranya
setelah besar. Hal ini disebabkan karena pemeliharaan yang tidak benar.
Kandang dan makanan harus diperhatikan | Untuk bisa
tumbuh sempurna perkutut harus berada di tempat yang tepat dan mendapatkan
makanan yang cocok. Dengan kata lain, perkutut menghendaki kandang dan makanan
yang memadai.
Makanan pertama
untuk perkutut bakalan adalah siput air tawar. Jenis makanan ini bisa memacu
pertumbuhan. Sejak berumur 10 hari setelah menetas hingga berumur 28 hari
sampai 1 bulan bakalan perkutut harus mendapatkan makanan bergizi ini.
Pemberian dilakukan sebanyak 2 kali setiap 9-10 hari sekali dan siput air tawar
harus direbus dahulu untuk mencegah serangan penyakit, misalnya cacing.
Setelah berumur
28 hari sampai sebulan perkutut harus mendapatkan tempat tersendiri. Mereka
harus dipisah dari induknya dan diajar mandiri. Untuk itu harus dipersiapkan
kandang berukuran minimal 2x1x2 meter. Kandang seukuran ini bisa diisi 10 ekor
bakalan. Jadi dalam sebuah kandang bisa saja ditempatkan bakalan dari induk
yang berbeda. Pemisahan induk dalam kandang kolektif ini hanya sebagai latihan
bakalan perkutut sebelum mereka benar-benar dipisahkan secara soliter setelah
berumur 2 bulan. Dan sejak berumur 2 bulan hingga dewasa dan siap lomba
perkutut tetap menempati sangkar pribadinya.
Selama dipisah
perkutut harus mendapatkan makanan yang cukup berupa campuran gabah, millet,
jewawut, dan godem. Makanan diusahakan selalu ada, jangan sampai kekurangan.
Kendati demikian makanan tidak boleh sisa/berlebih terlalu banyak. Makanan sisa
harus dibuang dan diganti yang baru untuk menghindarka jamur dan penyakit. Air
untuk perkutut harus masak supaya tidak menimbulkan penyakit.
Sepanjang
pemeliharaan kebersihan kandang harus diperhatikan. Setiap hari bersamaan
pemberian pakan, penampung kotoran harus dibersihkan dan paling tidak seminggu
sekali dicuci dan dijemur.
Penggantangan | Faktor lain yang
memegang peranan penting dalam melahirkan perkutut unggul adalah penggantangan.
Sejak berumur 3 bulan bakalan harus digantang setiap 2-3 hari sekali, dengan
ketinggian 6-7 meter. Bila ada perkutut yang sudah jadi, diusahakan para
“pemula” ini harus mendapatkan tempat yang lebih tinggi agar tidak kalah
mental. Penggantangan sebaiknya dilakukan pada jam 15.00 dan lamanya sekitar
1-2 jam.
Untuk lebih
mengenal dan sayang kepada pemiliknya, perkutut harus dimandikan setiap 2
minggu sekali. Dengan perlakuan ini pemilik dan perkutut bisa saling
berkomunikasi meski tidak verbal.
Berbeda dengan
perkutut untuk lomba yang berada di kandang soliter dan digantang secara rutin,
perkutut untuk induk setelah umur 6 bulan sudah harus kembali ke kandang untuk
meneruskan keturunan. Dengan ketekunan dan cara yang benar ini, perkutut yang
handal bisa dilahirkan.
Artikel Terkait